Cerita Inspirasi Islam – Kematian adalah suatu hal yang pasti bagi setiap makhluk yang bernyawa, tidak ada yang mengetahui kapan atau dimana hal tersebut terjadi, ada orang yang selama hidupnya selalu dipenuhi kebaikan tetapi dia berada di dalam kesesatan di akhir hayatnya, atupun sebaliknya.
Berikut akan disajikan beberapa cerita atau kisah tentang kematian yang datang secara tiba-tiba yang kiranya dapat menginspirasi para pembaca.
Baca juga: Meninjau Hadits Anjuran Berenang, Memanah dan Berkuda (Hadits memanah) | Tafsir Falsafi
Ahli Ibadah dan Ahli Maksiat
Alkisah di Baghdad, hiduplah dua orang saudara, kakak beradik yang sifat dan keseharian keduanya sangat jauh berbeda, si kakak yang terkenal sangat alim, rajin ibadah, kegiatannya hanya di seputaran masjid sampai-sampai penduduk di daerah tersebut menjulukinya sebagai “Si ahli ibadah”.
Sebaliknya si Adik adalah orang yang mempunyai sifat seratus delapan puluh derajat berbeda dengan si kakak, dia adalah orang yang suka berfoya-foya, mabuk-mabukkan berzina dan lain-lain, kesehariannya selalu berada di sekitar rumah bordil (red-tempat prostitusi), sehingga penduduk di daerah tersebut juga mempunyai julukan untuknya yaitu “Si ahli maksiat”.
Setelah keadaan ini berlangsung terus menerus dalam kurun waktu yang cukup lama, tepatnya pada suatu siang hari, si kakak duduk termenung di dekat masjid tempat dia biasa ber’itikaf, di dalam perenungannya itu, sisi jahat yang sudah lama terkubur jauh dalam dirinya berbisik:
“Wahai ahli ibadah, sungguh kamu telah sangat banyak berbuat amal kebaikan terhadap tuhan-Mu, sehingga sudah bisa dipastikan bahwa kamu akan menempati syurganya di akhirat kelak, namun sayangnya wahai ahli ibadah, karena kamu terlalu sibuk dengan ibadahmu, kamu lupa akan kesenangan yang disediakan untukmu di dunia ini, kamu lupa akan kesenangan yang setiap hari dinikmati oleh adikmu, pergilah sekali ke tempat adikmu, nikmatilah kesenangan dunia ini walaupun hanya sekali saja, setelah itu kembali lagi ke tempat ini untuk memohon ampunan Rabbmu, niscaya Dia akan mengampunimu, bukankah Dia tuhan yang maha pengampun?” si ahli ibadah ini pun mengangguk, tanda setuju sembari berencana untuk memenuhi ajakan nafsu kotornya itu.
Pada waktu yang sama, di sudut sebuah rumah bordil di kota itu, si adik duduk lesu, tertunduk dan lemas, ia seperti menyesali atas dosa-dosanya yang sudah tidak bisa dikatagorikan ringan lagi, hati nuraninya yang sudah lama tertutup debu kehinaan berbisik kepadanya, “Wahai hamba Allah yang sudah melampaui batas, dosa-dosamu yang begitu banyak sudah sangat cukup untuk menjeratmu ke lembah neraka yang dalam dan maha panas itu, sudahilah perbuatan hinamu ini, bertaubat lah!, niscaya Rabbmu akan mengampunimu, sesungguhnya Dia tuhan yang maha pengampun”. Si ahli maksiat ini tertunduk, air mata terus mengalir, air mata penyesalan namanya.
Malam harinya, si kakak segera berangkat menuju rumah bordil untuk menemui adiknya, tentu saja untuk melaksanakan niatnya yang telah ia rencakan siang hari tadi. Di satu sisi, si adik berangkat menuju ke masjid untuk menjumpai kakaknya, sebagaimana rencananya, dia akan memulai taubatnya malam itu, untuk menyesali semua dosa-dosa yang telah ia perbuat selama ini. Naas nya, kedua saudara ini mengambil jalan yang berbeda, tidak berjumpa di jalan, sehingga sampai di tempat tujuan masing-masing tanpa bisa saling bertemu.
Setelah lama saling menunggu, akhirnya keduanya langsung memenuhi hajatnya masing-masing, si adik yang sudah berada di masjid langsung bersuci kemudian bersimpuh sujud di hadapan Rabbnya untuk memohon ampunan atas dosa-dosanya, air mata mengalir membasahi pipinya, sungguh ungkapan hati nurani yang selama ini dibungkam oleh perbuatan nista yang terus menerus.
Begitu pula halnya dengan si kakak, dia langsung bergabung dengan manusia-manusia durjana di rumah bordil tersebut untuk melampiaskan hasrat yang sudah lama ia tahan, sungguh setan telah menguasai jiwa dan raganya, seakan-akan saat itu dia sudah melupakan kemesraan dengan Rabbnya yang selama ini telah ia jalin.
Di saat keduanya sedang sibuk dan khusyu’ dengan perbuatan masing-masing, di saat itulah datang janji Tuhan. Kota Baghdad di tengah malam itu di guncang oleh gempa yang sangat dahsyat, hingga merobohkan banyak bangunan, diantaranya rumah bordil dan masjid, semua orang lari berusaha menyelamatkan diri, tetapi tidak dengan kedua saudara ini, keduanya terbuai dalam perbuatannya masing-masing sehingga tidak menyadari bencana apa yang sedang terjadi.
Paginya, di saat matahari sudah berada di ufuk timur bumi, para penduduk segera membongkar dan memeriksa bangunan-bangunan yang runtuh, sungguh hal yang sangat mengejutkan bagi mereka, ketika bangunan masjid runtuh dibongkar, ditemukan jasad “si ahli maksiat” dalam keadaan bersujud, di dadanya sedang mendekam mushaf al quran dan tidak kalah mengejutkan, bahkan para penduduk terkejut bukan kepalang saat menemukan jasad si kakak yaitu “si ahli ibadah” berada di bawah reruntuhan bangunan rumah bordil dalam keadaan tidak berpakain bersama jasad seorang pelacur di sampingnya.
Baca juga: Fadhilah/Keutamaan Shalat Tarawih Setiap Malamnya di Bulan Ramadhan
Tempat Kematian Sahabat Nabi Sulaiman AS.
Suatu ketika, di saat nabi Sulaiman sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya, datanglah malaikat Izrail (malaikat pencabut nyawa), saat itu terlihat raut wajahnya sedikit keheranan, seketika nabi Sulaiman sangat terkejut dan kemudian bertanya kepada malaikat Izrail.
“Ada keperluan anda datang kesini ya malaikatul maut?”
“ya nabiyullah Sulaiman, aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawa sahabatmu”, jawab malaikat Izrail.
Mendengar hal tersebut membuat sahabat nabi Sulaiman sangat takut, dia belum siap untuk mati, hingga akhirnya ia meminta tolong agar nabi Sulaiman mengirimnya bersama angin ke suatu tempat yang jauh, agar bisa menghindar dari malaikat maut yang sudah berada di depan mereka.
Nabi Sulaiman pun memenuhi permintaan sahabatnya itu, dia mengirim sahabatnya tersebut dengan angin ke tempat yang jauh, India. Namun, begitu sampai sahabatnya tersebut di India, malaikat maut rupanya juga sudah menunggu di sana dan langsung memenuhi perintah Allah yaitu mencabut nyawa insan tersebut.
Setelah itu, malaikat maut kembali kehadapan nabi Sulaiman, dia mengabarkan kepadanya bahwa sahabatnya sudah kembali kepada Allah. Selanjutnya nabi Sulaiman bertanya lagi kepada malaikat maut,
“Ya malaikat Izrail, di saat pertama kali engkau muncul tadi, aku melihat wajahmu sedikit keheranan, apa gerangan yang sebenarnya terjadi?”
Malaikat maut menjawab,
“Aku diperintahkan Allah untuk mencabut nyawa sahabat mu di India, namun aku keheranan karena beberapa menit sebelum kematiannya, dia masih berada di sini, tidak di India, tapi pada akhirnya semua terjawabkan setelah engkau mengirimnya kesana.”
Wallahu ‘alam Bishawab, sungguh kematian adalah hal yang pasti, sudah tertulis waktu dan tempatnya.
Baca juga: Sering Bertengkar Dengan Ibu? “Semangkuk Bakso”, Coba Baca Cerita Pengorbanan Seorang Ibu Ini!
Kisah Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Madinah, tentang seorang pemuda si ahli maksiat, hidupnya bergelimpangan dengan harta melimpah, berfoya-foya, minum khamar, berzina berjudi dan perbuatan-perbuatan keji lainnya adalah hobinya, ia sudah terperosok begitu dalam ke jurang kesesatan, tipu daya dunia sudah meracuninya begitu parah, kronis. Penduduk setempat sudah sangat marah dengannya, terasa seperti ada penghuni neraka berada di tengah-tengah mereka, keadaan tersebut terus berlanjut hingga peristiwa itu, yang akan mengubah segalanya.
Tidak jauh dari rumah si pemuda tersebut, terdapat rumah pak imam masjid yang tinggal bersama dengan istrinya, setiap hari mereka harus melalui rumah si pemuda untuk bepergian ke manapun, si pemuda mempunyai hasrat bejat di dalam dirinya terhadap keluarga pak imam, istrinya, sudah semenjak lama dia terkesima dengan kecantikan istri pak imam, sampai-sampai setiap hari apabila istri pak imam keluar sendirian, si pemuda selalu merayunya bahkan mengajaknya untuk berzina.
Seiring berjalannya waktu, tidak tahan dengan perlakuan tersebut, istri pak imam mengadu kepada suaminya perihal si pemuda yang sering merayu dan mengajaknya untuk berzina, pak imam yang sudah mengetahui tabi’at si pemuda diam sejenak, berfikir, selanjutnya berkata kepada istrinya,
“aku akan mengizinkan dia berzina denganmu, dengan satu syarat….”
“apa?, mengapa kamu tega mengatakan hal itu? dan apa gerangan syarat yang kamu maksud?” protes si istri.
“syaratnya, dia harus melaksanakan shalat jama’ah lima waktu selama empat puluh hari dan selalu berada di shaf terdepan di setiap shalat jama’ah tersebut” sambung pak imam.
Si istri terdiam, tidak membantah lagi, hanya menurut, dia tidak paham apa rencana dari suaminya itu, tapi dia yakin bahwa suaminya punya tujuan mulia dibalik semua hal tersebut.
Hari berikutnya, ketika si pemuda kembali melancarkan aksi jahatnya, istri pak imam pun menyampaikan pesan suaminya kepada si pemuda. Mendengar hal tersebut si pemuda terdiam sejenak kemudian merasa girang dalam hatinya, lantaran hasratnya akan terpenuhi empat puluh hari yang akan datang “pikirnya”.
Di hari-hari selanjutnya, si pemuda pun memenuhi syarat dari pak imam, dia tidak pernah luput dari shaf pertama. Pada awal-awalnya terasa sangat berat baginya, namun, seiring berjalannya waktu, syarat itu menjadi mudah dan dia merasa senang dalam mengerjakannya.
Hari ke empat puluh pun tiba, istri pak imam pamit kepada suaminya, pergi untuk memenuhi janjinya kepada si pemuda, pak imam hanya menganggukkan kepala, sebagai isyarat mengizinkannya, air mata si istri mengalir begitu deras, di dalam perjalannya dia terus beristighfar, belum paham maksud dari semua itu, juga belum paham maksud dari suaminya.
Singkat cerita, tibalah ia di depan pintu rumah si pemuda, dengan gemetar dia mengetuk pintu dan tidak lama kemudian si pemuda pun keluar.
Si pemuda bertanya “ada gerangan apa ustazah kesini?”
Seakan dia lupa dengan percakapan mereka empat puluh hari sebelumnya.
Istri pak imam menjawab “aku datang untuk memenuhi janjiku padamu empat puluh hari yang lalu, kamu telah menyelesaikan syarat yang diberikan oleh suamiku, sehingga dia……”
Belum habis kata yang diucapkan oleh istri pak imam, si pemuda tersungkur, menangis sejadi-jadinya, dia tersentak teringat terhadap apa yang baru saja diucapkan oleh istri pak imam, dia teringat dengan perbuatan-perbuatannya lalu, dengan kejahatan dan kemaksiatan yang ia telah lakukan.
Si pemuda berkata, “Sungguh aku adalah ahli maksiat, dosa ku begitu banyak, semoga Allah mengampuniku.. pulanglah kembali kepada suamimu, sampaikan rasa terimakasihku kepadanya, sesungguhnya dia adalah salah satu perantara datangnya hidayah kepadaku”
Istri pak imam terdiam, tidak mengatakan sepatah katapun dan kembali pulang.
Wallahu’alam, semoga menjadi ‘ibrah bagi kita semua.
Baca juga: 50 Contoh Soal Cerdas Cermat Agama Lengkap | Referensi Soal
Pingback: Contoh Cerpen Terbaik Tentang Remaja, Persahabatan dan Cinta - CERITA BUMI
Pingback: KKN Unsyiah, Pengalaman Seru Kuliah Kerja Nyata di Aceh Jaya | CERITA BUMI
Pingback: 10+ Kisah Umar Bin Khattab yang Sangat Menginspirasi
Pingback: Cerpen Tentang Cinta dan Persahabatan | Sangat Menyentuh
Pingback: 10+ Kisah Umar Bin Khattab Sangat Menginspirasi | Bhembook
Pingback: Cerita Berbakti Kepada Ibu, Sangat Menyentuh! | Bhembook