Mengajarkan sains sejak anak usia dini penting dilakukan oleh para orang tua agar perkembangan kognitif anak dapat maksimal. Ketika masih usia dini, anak memiliki daya tangkap yang luar biasa, oleh sebab itu perlu diberi stimulus yang tepat. Namun terkadang metode pembelajaran sains untuk anak usia dini tersebut masih terlalu monoton.
Hal tersebut hanya akan membuat anak bosan. Padahal usia ini sangat penting untuk perkembangan anak. Oleh sebab itu ketepatan metode yang digunakan saat mengajarkan sains akan mempengaruhi pemahaman dan juga perkembangan anak saat menangkap pelajaran tersebut.
Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Perpres No. 60/2013 yang dikatakan sebagai usia dini adalah usia anak 0 hingga belum genap 6 tahun. Usia tersebut merupakan masa emas pertumbuhan anak. Dengan demikian maka para orang tua atau tenaga pendidik seharusnya memahami karakteristik perkembangan anak di usia tersebut dan memberikan stimulus yang tepat untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Sebagai masa emas perkembangan anak, maka Pendidikan yang diberikan juga harus tepat. Upaya Pendidikan yang dilakukan adalah dengan mengkombinasikan pendidikan jasmani dan rohani supaya anak siap memasuki jenjang selanjutnya. Dengan demikian pada Pendidikan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan seluruh potensi anak.
Tujuan Mengajarkan Sains Kepada Anak-Anak
Bagi anak yang masih dalam kategori usia dini, Pendidikan sains dapat membentuk kemampuan anak dalam memaksimalkan seluruh indra yang dimiliki. Pelajaran sains akan melatih anak dalam memahami benda atau peristiwa dengan memanfaatkan kemampuan melihat, mendengar, membau, meraba dan juga merasakan. Anak juga akan dilatih untuk berpikir secara logis.
Dengan demikian maka pembelajaran sains juga akan membantu perkembangan intelektual anak. Tak hanya aspek kognitif saja, pembelajaran sains juga diharapkan dapat membantu mengembangkan aspek-aspek lain agar seimbang. Ini dia beberapa hal yang diharapkan dapat berkembang ketika anak mempelajari sains di usia dini:
- Memiliki kemampuan untuk melakukan observasi dengan memanfaatkan semua indra yang dimiliki.
- Mampu menyusun hipotesis dari hasil observasi yang dilakukan. Oleh sebab itu tenaga pendidik harus menanamkan kepercayaan kepada anak sehingga nantinya dari hasil hipotesis tersebut anak dapat memperkirakan cara yang tepat untuk memecahkan suatu masalah.
- Memiliki keberanian untuk melakukan percobaan, membuat pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
- Memiliki keterampilan komunikasi untuk menyampaikan ide, kegiatan yang dilakukan dan juga hasil dari kegiatan tersebut.
Tolak Ukur Pendidikan Sains Untuk Anak Usia Dini
Jika dilihat sebagai sebuah proses, maka yang dimaksud dengan sains adalah kegiatan untuk melakukan pengamatan, menelusuri dan melakukan sebuah percobaan. Saat memberikan pelajaran sains kepada anak-anak terdapat beberapa hal yang harus ada dalam pembelajaran tersebut. Berikut ini adalah tolak ukur dalam mengembangkan pendidikan sains bagi anak usia dini:
- Pembelajaran tersebut bersifat konkrit.
- Pembelajaran yang dilakukan memungkinkan anak untuk melakukan eksperimen sendiri.
- Menekankan pada pemahaman proses.
- Mendorong anak untuk menggunakan bahasa dan logika selama pembelajaran.
- Metode pembelajaran sains untuk anak usia dini harus dibuat menarik.
Metode Mengajarkan Sains Untuk Anak Usia Dini
Anak-anak memang memiliki kemampuan untuk bisa menangkap sesuatu dengan cepat. Namun kemampuan tersebut akan maksimal jika diberikan stimulus yang tepat. Berdasarkan tolak ukur di atas dapat dipahami bahwa metode pembelajaran yang dilakukan agar anak memahami sains adalah diajarkan dengan cara yang menyenangkan.
Hal tersebut akan membuat anak merasa penasaran dan juga tertarik untuk belajar. Namun terkadang hal tersebut belum bisa dilakukan secara maksimal oleh para tenaga pendidik atau orang tua. Oleh sebab itu kembangkan metode pembelajaran yang menarik. Ini dia beberapa metode pembelajaran sains untuk anak usia dini:
1. Bercerita
Ketika mengajarkan sains pada anak-anak terutama di usia 0 hingga 3 tahun dapat dilakukan dengan cara bercerita. Pada usia tersebut sangat penting untuk merangsang rasa ingin tahu anak dengan memperbanyak komunikasi antara anak dengan orangtua atau tenaga pendidik. Pada usia 2 hingga 3 tahun biasanya anak sedang aktif-aktifnya.
Usia tersebut anak mulai belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam menggunakan Bahasa. Untuk itu memperbanyak cerita dapat merangsang anak untuk lebih aktif. Pada usia itu juga diharapkan orang tua atau tenaga pendidik tidak terlalu mendominasi anak dan biarkan anak bebas untuk mengeksplor rasa ingin tahunya.
2. Demonstrasi
Metode berikutnya adalah melakukan demonstrasi. Sebelum melakukan pembelajaran sains, tenaga pendidik akan menyiapkan materi yang hendak disampaikan. Kemudian disampaikan dengan cara mendemonstrasikan materi tersebut kepada anak-anak.
Dengan cara ini pembelajaran sains akan lebih menyenangkan. Untuk melakukan demonstrasi bisa menggunakan berbagai alat peraga yang mendukung. Dengan demikian anak akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi sains yang sedang disampaikan.
3. Bercakap-cakap
Berikutnya, metode yang dilakukan untuk mengajarkan sains kepada anak-anak di usia dini adalah dengan melakukan dialog atau disebut dengan metode bercakap-cakap. Metode bercakap-cakap ini maksudnya adalah tanya jawab yang dilakukan oleh tenaga pendidik dengan anak selama pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan anak dalam melakukan komunikasi.
4. Memberikan Tugas
Dalam pembelajaran anak usia dini, tenaga pendidik akan memberikan tugas tertentu kepada anak. Metode ini disebut dengan pemberian tugas. Dengan memberikan tugas tentang materi tertentu anak dapat belajar lebih mendalam mengenai materi tersebut dan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
5. Metode Bermain Peran
Selain metode di atas masih ada lagi metode pembelajaran sains untuk anak usia dini. Memainkan peran bisa menjadi salah satu cara belajar sains yang efektif dan menyenangkan. Misalnya memerankan macam-macam hewan. Ketika anak memerankan karakter singa, anak akan belajar beberapa hal mengenai singa, seperti cara singa berjalan dan mengaum.
6. Karyawisata
Berikutnya, metode belajar dengan karyawisata juga bisa dilakukan. Ketika menggunakan karyawisata pembelajaran dilakukan dengan cara mengajak anak-anak mengenal dunia secara nyata. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengamati manusia, hewan dan juga tumbuhan.
Untuk melakukan metode karyawisata dapat dilakukan dengan cara mengajak anak untuk ke kebun binatang dan mengenal berbagai hewan. Bisa juga dilakukan melakukan belajar outdoor menggunakan taman edukasi untuk mengenal macam-macam tumbuhan. Dengan demikian anak bisa mengenal langsung segala hal yang ada di alam.
7. Melakukan Eksperimen
Berikutnya adalah metode eksperimen. Metode yang satu ini memang sangat tepat dilakukan ketika melakukan pembelajaran sains. Sebab dengan melakukan eksperimen maka anak dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir kreatif dengan lebih maksimal. Dengan metode eksperimen anak akan belajar dengan melakukan sebuah percobaan.
Dengan demikian anak tidak hanya mengetahui sains sebagai sebuah produk, namun sebagai proses. Saat melakukan percobaan sendiri anak dapat mengetahui cara dan juga proses terjadinya sesuatu. Anak diberikan kebebasan untuk mencoba, mengamati, menganalisis dan mengambil kesimpulan sendiri.
Itu tadi adalah metode pembelajaran sains untuk anak usia dini. Para orang tua dan juga tenaga pendidik bisa menggunakan metode yang disebutkan di atas agar membuat belajar sains menjadi lebih menyenangkan. Selain itu anak juga bisa turut berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran.
Artikelnya menarik dan inspiratif. Terima kasih.